Bulan September ini menjadi Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) dimana Malnutrisi merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Laporan SKI menyatakan bahwa angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 % dari sebelumnya, sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang tertinggi di Asia Tenggara.
Sebenarnya apa sih Malnutrisi itu?
Alhamdulillah 17 September 2024 kemarin senang banget aku bisa mendapatkan edukasi dari expert nya langsung melalui kegiatan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi. Kegiatan ini didukung oleh Nutricia Sarihusada dengan tema ‘Wujudkan Indonesia Sehat dengan CegahMalnutrisi Sedari Dini’.
Hadir menjadi narasumber :
- @doktergizi_luciana Dr. dr Luciana B.Sutanto, MS SpGK(K) sebagai Presiden Indonesian Nutrition Association/INA
- @dokterari Prof Dr.dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH MMB(Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)
- @ray_wagiu_basrowi Dr. dr Ray Wagiu Basrowi MKK,FRSPH (Medical Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada)
- @lulakamaldr dr. Lula Kamal M.Sc sebagai moderator.
"Pengertian Malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi sering kali terjadi underdiagnosis, sehingga penanganan menjadi terlambat dan ini berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian." jelas Prof. Ari. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebagai salah satu pelopor pendidikan kesehatan di Indonesia turut menyumbangkan perspektifnya dari sisi akademisi terkait pencegahan serta penanganan malnutrisi di Indonesia. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB memaparkan bahwa malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi tetapi juga kelebihan gizi.
Hasil Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen, yang artinya hanya turun 0,1 persen jika dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 21,6 persen. Selain itu, berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara.
Faktor kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan menjadi penyebab utama dari malnutrisi di berbagai wilayah Indonesia.
Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) telah berusaha dan berpartisipasi memerangi malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi
(Malnutrition Awareness Week/MAW) yang diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017. Tahun 2024 ini, MAW dilaksanakan pada tanggal 16 - 20 September 2024.
“Perlu diketahui, riset dari Center for Indonesian Studies (CIPS) menyebutkan bahwa 21 juta masyarakat atau setara 7 persen dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yang sebesar 2.100 kkal. Malnutrisi, jika tidak dikenali dandiobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama mereka yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi.
Malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi.” papar Presiden INA (Indonesian Nutrition Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia), Dr. dr. Luciana B.Sutanto, MS, SpGK(K).
Lebih lagi, beliau menekankan pentingnya mencegah malnutrisi sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda malnutrisi, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memahami dan dapat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang agar kesadaran masyarakat tentang malnutrisi dapat meningkat secara lebih luas, sehingga tercipta generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.
Sesuai dengan target pemerintah dalam menuju Indonesia Emas 2045, dibutuhkan kesadaran dalam mengentaskan malnutrisi dalam mempersiapkan “Generasi Emas” yang sehat, berkualitas dan berdaya saing. Upaya ini perlu keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum, guna bersama-sama menggalakkan edukasi dan intervensi gizi. Sebagai salah satu perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi, Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk mencegah malnutrisi, karena gizi memainkan peran penting untuk membawa perubahan positif pada kesehatan dan kualitas hidup manusia.
Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH menyampaikan bahwa pencegahan malnutrisi merupakan langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, serta menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. “Namun, untuk
menghadapi permasalahan ini diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi. Nutricia Sarihusada, sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Kenali Tanda Malnutrisi
Malnutrisi ditandai oleh hal berikut ini :
- Berat badan turun tidak terencana
- Tidak selera makan
- Tidak dapat makan/makan dengan porsi sedikit
- Merasa lemah dan lelah
- Pembengkakan atau akumulasi cairan
Tanda malnutrisi pada anak antara lain :
- Kehilangan berat badan/kenaikan berat badan sedikit/berat badan kurang
- Tidak bertambah panjang dan tinggi
- Makan lebih sedikit dari biasanya
- Susah makan karena nyeri perut
- Kurang aktif
Jika mengalami tanda tersebut diatas, segera ditangani dan periksa dokter dan biasanya jika
anak rutin ke posyandu, para kader sudah tracking data jadi lebih cepat penanganan nya.
Yuk Cegah Malnutrisi Dengan Asupan Gizi Seimbang.
Porsi Isi Piringku terdiri makanan pokok yakni sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring. Lalu dilengkapi dengan lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Untuk setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3.
Pada Isi Piringku diharapkan bisa memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.Zat gizi makro dapat didapatkan dari sumber makanan pokok seperti beras, singkong, ubi, kentang, dan jagung. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Beberapa contoh zat gizi mikro, yaitu: Seng, Zat besi, Vitamin D, Asam folat, Kalsium, Vitamin B-6.
Selain asupan gizi seimbang pola hidup sehat juga penting dilakukan seperti olahraga, istirahat yang cukup dan kelola stres. Untuk anak, orangtua diharapkan menjadi contoh atau role model yang baik untuk anaknya,melibatkan anak dalam kegiatan seperti kegiatan masak agar si kecil lebih mengenal jenis makanan sehingga bisa lebih mudah mengenal kan rasa dan makanan, mengatur jadwal makan dan melakukan kegiatan makan bersama, disamping itu juga rajin pergi ke posyandu sangat penting untuk mengecek pertumbuhan berat badan dan tinggi serta lingkar kepala si kecil. Panduan buku pink juga sudah sangat lengkap untuk edukasi tumbuh kembang sejak 1000 hari pertama kehidupan.
Yuk kita bersama sama cegah malnutrisi sedini mungkin untuk kehidupan yang kesehatan
serta tumbuh kembang anak yang baik dan optimal.