Yuk Jaga Hutan Bersama, Untukmu Bumiku

 


Melihat anak anak tumbuh semakin besar jadi inget umur yang semakin hari semakin bertambah tua. Alhamdulillah terima kasih kepada Tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kehidupan.

Dari yang mikir umur sendiri jadi mikir juga tentang bumi yang usia nya semakin tua. Bumi yang harus selalu di jaga untuk keberlangsungan hidup kita. 

Kehidupan bumi tak lepas dari peran hutan yang dapat mengendalikan suhu bumi.

Mengambil informasi dari Semarang Kota, penyebaran hutan yang ada di seluruh bumi tentu bukan tanpa alasan. Keberadaan hutan ternyata membawa dampak yang positif baik bagi manusia atau pun lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Fungsi utama dari hutan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman lebat ialah untuk menyerap karbon dioksida yang ditimbulkan oleh manusia, kendaraan bermotor, limbah pabrik maupun sumber-sumber lainnya. 

Dan inilah manfaat hutan untuk alam semesta. 

Berperan Sebagai Paru-Paru Dunia

Pinterest

Hutan merupakan wilayah yang luas dan ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan sehingga memiliki daya serap karbon dioksida yang tinggi. Hutan sendiri juga merupakan pemasok oksigen paling besar di permukaan bumi. Tentunya oksigen yang dihasilkan oleh hutan akan sangat bermanfaat bagi manusia dan hewan untuk bernafas. Tidak heran kalau hutan mendapat julukan sebagai paru-paru dunia.

Menjaga dan Mempertahankan Kesuburan Tanah

Fungsi dari hutan bukan hanya untuk memasok oksigen, akan tetapi seluruh tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya juga turut berperan dalam menyuburkan tanah. Lewat daun-daun yang berguguran kemudian membusuk dan terurai di atas permukaan, hutan sudah menunjukkan eksistensinya dalam menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah. Jika tanah subur, maka kita dapat mengolahnya menjadi lahan penanaman pohon kembali.

Sebagai Sarana Tempat Tinggal Makhluk Hidup

Jutaan manusia dan hewan terdeteksi memilih hunian di dalam hutan. Maka dari itu, apabila hutan rusak atau pun hilang, maka otomatis manusia dan hewan pun kehilangan rumahnya. Hutan sebagai sarana tempat tinggal makhluk hidup merupakan salah satu fungsi yang terus dijaga kelestariannya.

Menjadi Sumber Keanekaragaman Hayati

Berbagai macam tumbuhan dan tanaman yang berkembang biak di hutan menjadi sumber keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi manusia. Entah dimanfaatkan sebagai sumber makanan atau sumber obat-obatan, tumbuhan pada hutan harus terus dilestarikan agar tidak punah hingga masa yang akan datang.

Mencegah Terjadinya Bencana Alam

Ketika hutan kita gundul, maka tidak ada akar yang menahan air dalam tanah. Akibatnya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bisa saja sewaktu-waktu terjadi. Untuk menghindarinya, kita harus selalu melakukan reboisasi atau penanaman kembali agar hutan tetap lebat dan subur serta tidak menimbulkan dampak buruk bagi manusia atau pun lingkungan sekitar.


Dari situs goodnewsfromIndonesia, 

Hutan Indonesia merupakan hutan yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia dengan hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan (rain forest) Kalimantan dan Papua. Menurut data Forest Watch Indonesia (FWI), sebuah lembaga independen pemantau hutan Indonesia, sejumlah 82 hektare luas daratan Indonesia masih tertutup hutan.

Ini merupakan satu prestasi membanggakan mengingat hutan merupakan salah satu pendukung yang sangat penting bagi keseimbangan alam. Hutan tropis di Indonesia menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang sangat diperlukan dunia.

Senior Advisor for Terresterial Policy, The Nature Conservancy, Wahjudi Wardoyo mengatakan energi mikrobiologi sebagai generasi kedua dan ketiga sumber energi di dunia. Energi mikrobiologi hanya dapat ditemukan di hutan hujan tropis dan keanekaragaman hayati.

Melihat betapa pentingnya hutan bagi masa depan, namun betapa memprihatinkan mengingat laju kehilangan hutan di Indonesia begitu cepat. Data kehilangan tutupan pohon tahun 2015 yang diolah oleh Laboratorium Global Land Analysis & Discovery (GLAD) dari Universitas Maryland, menunjukkan bahwa kehilangan tutupan pohon di Indonesia tetap tinggi antara tahun 2001 dan 2015. Angka kehilangan tutupan pohon ini bahkan belum mempertimbangkan secara keseluruhan data kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di penghujung tahun 2015.

 Google foto

Penyebab kebakaran hutan

Menukil dari laman databoks.katadata.co.id, luas areal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sepanjang 2021 meningkat apabila dibandingkan pada 2020. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan dan lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 354.582 hektare atau mengalami peningkatan 19,4% dibandingkan pada 2020 yakni 296,942 ha.

merdeka.com

Secara kumulatif sejak 2016 hingga 2021, 3,43 juta ha hutan dan lahan telah terbakar di Indonesia. Karhutla tahunan terburuk terjadi pada tahun 2019 yang membakar 1,6 juta ha hutan dan lahan.

Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh peristiwa alam tetapi bisa juga disebabkan oleh perbuatan manusia. 

Penyebab kebakaran hutan terjadi antara lain karena :

- Petir
- Angin
- Letusan vulkanik gunung berapi
- Musim kemarau
- Kelembaban udara
- Kondisi tutupan hutan dan jenis tanah
- Api unggun
- Perburuan satwa liar
- Pembukaan lahan secara dibakar

Kebakaran hutan dan lahan berdampak pada rusaknya ekosistem dan menyebabkan musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan. Dampak lainnya dari asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Penyakit Jantung serta iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung. Kabut asap dari kebakaran hutan juga dapat mengganggu bidang transportasi, khususnya transportasi penerbangan.

Tersebarnya asap dan emisi gas Karbondioksida dan gas-gas lain ke udara juga akan berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Kebakaran hutan mengakibatkan hutan menjadi gundul, sehingga tidak mampu lagi menampung cadangan air di saat musim hujan, hal ini dapat menyebabkan tanah longsor ataupun banjir. Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih dan bencana kekeringan, karena tidak ada lagi pohon untuk menampung cadangan air.

Habitat dan Populasi Terancam

Pembalakan hutan serta kebakaran hutan menjadi ancaman utama bagi habitat dan populasi orang utan. Menurut data tahun 2008, di Kalimantan hidup sekitar 56.000 orang utan di alam liar. Namun akibat pembalakan hutan, dan diperparah dengan kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun, populasi orang utan saat ini diperkirakan tinggal 30.000-40.000.

Menurut Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF), 16 bayi orang utan yang berada di hutan rehabilitasi di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, mengalami masalah kesehatan akibat paparan kabut asap. Belum ada informasi berapa ekor orangutan menjadi korban tewas akibat kebakaran hutan. Namun BOSF meyakini banyak orangutan yang tidak mampu menyelamatkan diri dari kebakaran yang melanda hutan.

Sejak kabut asap yang dipicu kebakaran hutan terjadi, orang utan juga kerap terlihat masuk pemukiman warga. Sebenarnya, orang utan dikenal sebagai hewan pemalu dan berusaha untuk menghindari kontak dengan manusia. Tapi karena habitatnya rusak atau musnah akibat kebakaran hutan, kini orang utan turun hingga ke permukiman penduduk untuk mencari makan dan bertahan hidup.

Akibat dari kebakaran hutan selain menimbulkan kerusakan ekosistem juga dapat menyebabkan kerugian dari berbagai sisi baik dari ekonomi, politik, dan juga sosial budaya. 

Hutan Hujan Tropis nan Asri

Hutan Indonesia menyimpan keragaman hayati paling kaya di Bumi dengan 30 juta jenis flora dan fauna. Sebagai paru-paru Bumi, hutan tidak cuma memproduksi oksigen, tapi juga menyimpan gas rumah kaca. Ilmuwan mencatat, luas hutan yang menghilang di seluruh dunia setiap enam tahun melebihi dua kali luas pulau Jawa.



Hutan tropis Indonesia adalah yang terbesar ketiga setelah Brazil dan Kongo. 

Sekitar 59% daratan di Indonesia merupakan hutan tropis yang merupakan 10% dari total luas hutan di dunia, sekitar 126 juta Hektare (Ha) hutan. 

“Keberadaan hutan Indonesia telah memberikan kontribusi sebagai sumber pangan untuk 48,8 juta orang yang tinggal di dalam dan sekitar hutan, di mana 30% di antaranya benar-benar bergantung dari hasil hutan.

(Kementerian Lingkungan Hidup)

Beberapa Cara Menghindari Kebakaran Hutan

1. Hindari membakar di area Hutan

Bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan ada baiknya untuk menghindari membakar rumput atau apapun yang dapat berpotensi api menjadi besar. ada baiknya saat membakar, ditunggu hingga api sampai padam.

2. Memantau Titik Api

Titik api di Indonesia sangat banyak, terutama di Provinsi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Oleh sebab itu, harus ada pengawasan ketat di titik rawan kebakaran.

3. Melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat

Melakukan patroli di kawasan hutan dilakukan oleh instansi terkait seperti Polisi Hutan. Rutin melakukan patroli dan pengawasan bisa mengurangi kebakaran hutan. Terutama jika dilakukan ketika musim kemarau.

4. Mendeteksi kebakaran hutan dan lahan sedini mungkin

Mencegah kebakaran bisa dengan mendeteksi dari mulai kecil, sehingga sebelum membesar, api bisa langsung dipadamkan. Langkahnya sebagai berikut

- Mendirikan menara pengawas dengan jarak pandang jauh yang dilengkapi sarana deteksi seperti teropong dan juga sarana alat komunikasi.

- Membuat pos jaga di sekitar area tanaman dan juga dikawasan perbatasan dengan penduduk ataupun di dekat lahan usaha.

- Memanfaatkan dengan baik data satelit terkait cuaca dan juga titik api dikawasan hutan.

(indonesiabaik.id) 


Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga hutan?

Menerapkan sistem tebang tanam, menebang pohon lalu menanam kembali ataupun tebang pilih, memilih pohon yang layak untuk di tebang merupakan beberapa cara untuk menjaga hutan tetap lestari. Dan dalam hal ini Pemerintah harus bertindak tegas dalam upaya pengrusakan hutan, juga memberikan inovasi terbaru seperti tanda sirine bahaya jika terjadi kebakaran hutan. 

ecomasjid

Cara mudah lainnya yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak membuang sampah di hutan,tidak melakukan pembakaran hutan, tidak merusak pohon dan membunuh binatang hutan dan perlu juga nih memperkenalkan alam seperti hutan kepada si kecil. 

Yuk kita jaga bumi dan hutan #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku 






Widia Purnawita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar