Alhamdulillah senang nya di bulan Februari ini sudah masuk musim penghujan, kemarau yang lumayan panjang di tahun kemarin sudah berganti musim. Senang sih, tapi walau begitu kita harus tetap waspada karena dengan datang nya musim hujan, beberapa penyakit juga akan datang seperti salah satunya adalah DBD atau penyakit demam berdarah.
Apa itu DBD?
Seperti yang aku baca di artikel Panduan Bunda,
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk betina dari jenis Aedes aegypti. Diketahui bahwa penyakit ini paling sering menyerang anak-anak dan balita, mengingat sistem imun anak yang belum sesempurna orang dewasa. Bahkan, DBD juga memiliki risiko kematian tertinggi di Asia Tenggara, tidak terkecuali Indonesia.
Tidak sedikit anak Indonesia yang meninggal dunia karena penyakit ini. Karena sangat mengkhawatirkan, sudah pasti orang tua harus waspada terhadap beberapa gejala DBD pada anak. Dengan begitu, gejala DBD tak berakhir pada keadaan yang tidak diinginkan. Mudah mudahan jangan sampai ya 🥺🥺
Oleh karena itu, sudah pasti orang tua harus mengetahui gejala-gejala DBD. Mulailah dengan mengetahui dan mewaspadai gejala DBD.
Gejala DBD terbagi menjadi 2 yaitu gejala ringan dan berat.
Gejala DBD ringan
- Anak mengalami DBD ringan apabila ia mengalami demam tanpa diikuti dengan gejala tertentu atau penyakit lain.
- Biasanya demam yang dialami adalah demam tinggi, hingga 40 derajat Celcius
- Anak mengalami pusing atau sakit kepala yang parah
- Terjadi nyeri pada bagian retro-orbital atau bagian bekalang mata
- Terjadi nyeri pada tulang, otot, serta sendi. Umumnya, gejala ini akan muncul 4-7 hari setelah digigit nyamuk penyebab DBD.
- Anak mengalami mual dan muntah
- Beberapa gejala DBD ringan lainnya yang mungkin terjadi seperti munculnya bintik merah (ruam) pada sekujur tubuh anak yang disebabkann oleh virus dengue yang menyerang sistem pembekuan darah dalam tubuh
- Kemungkinan ruam akan muncul di seluruh tubuh anak 3-4 hari setelah demam berlangsung, lalu berkurang setelah 1-2 hari. Anak bisa saja mengalami ruam kedua beberapa hari setelahnya.
Gejala DBD parah
Selain mengetahui gejala DBD ringan, orang tua juga harus mengetahui gejala DBD parah agar dapat segera mengenali dan melakukan tindakan. Beberapa gejala DBD parah adalah:
- Munculnya gejala yang sama seperti DBD ringan
- Anak mengalami mimisan serta muntah darah berwarna hitam yang diakibatkan oleh bocornya pembuluh darah dan penurunan jumlah trombosit secara drastis.
Sementara beberapa gejala DBD yang bisa menyebabkan kematian pada anak adalah:
Terjadinya kerusakan pada pembuluh darah serta getah bening.
Anak mengalami perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit yang mengakibatkan memar berwarga keunguan.
Adanya kebocoran di luar pembuluh darah.
Anak mengalami perdarahan parah.
Shock atau tekanan darah menjadi sangat rendah.
Penanganan yang tepat
Pastikan untuk segera membawa anak yang mengalami gejala DBD ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan darah dan memastikan diagnosis yang tepat. Meski sebenarnya penyakit DBD tidak memiliki penanganan khusus, tingkat keparahan gejala dapat dibantu oleh dokter, demikian pula dengan peningkatan sistem imunitas untuk melawan virus DBD.
- Pastikan anak mengonsumsi obat paracetamol apabila diresepkan oleh dokter
- Menurunkan demam pada anak bisa dilakukan dengan cara menggunakan kompres pada dahi
- Anak harus dipastikan mendapat istirahat yang cukup
- Untuk mencegah dehidrasi, pastikan anak mendapatkan cairan yang mencukupi
- Pertahankan kondisi kesehatannya dengan memberikan makanan yang kaya nutrisi.
Mencegah penyakit demam berdarah
Agar keluarga kita terhindar dari penyakit demam berdarah, selalu ciptakan lingkungan sehat di rumah kita.
1.Lakukan 3M :
Menutup bak penampungan air yang terbuka agar nyamuk tidak bertelur dan berkembang biak disana.
Menguras bak air secara berkala
Mengubur barang bekas, hindari pakaian dan barang-barang yang menumpuk agar tidak menjadi sarang nyamuk
2. Pakai lotion atau minyak untuk menghindari gigitan nyamuk.
3. Selalu sedia parasetamol dirumah seperti Termorex sebagai antisipasi jika ada gejala demam.
Nah bunda juga bisa mendapatkan informasi selengkapnya tentang panduan mencegah demam berdarah disini ya. Dan jangan lupa follow sosial medianya untuk mengetahui informasi terbaru dan lengkap disana.
- Instagram: @panduanbunda
- Facebook : https://www.facebook.com/panduanbunda/
- Official website https://www.panduanbunda.com
- Twitter : https://twitter.com/panduanbunda
Semoga keluarga kita selalu di beri kesehatan yaa.
duh DBD lagi banyak banget makan korban ya, corona dan dbd diwaktu yg bersamaan hiiks, makasih sharingnya semoga ga kena dbd aamiin
BalasHapusSaat ini orang lebih fokus dan panik dengan corona. Padahal DBD lebih ganas dan sudah menelan korban ratusan hingga saat ini. DBD juga jangan diabaikan ya
BalasHapusEmang udah paling menakutkan yah mba klo udah bicara DBD, ditambah sekarang Corona pun sedang mewabah. Kudu lebih ekstra jaga keshatan diri, anak, dan keluarga. Terimakasih informasinya yah mba :)
BalasHapuspengalaman aku kena DBD itu cukup menyeramkan sih, karena gejalanya hampir mirip dengan typus. Saking ga mengenali ciri-cirinya, aku mengalami gusi berdarah yang cukup berulang. Semoga menjadi edukasi bersama ya
BalasHapusMamahku dan anakku yang sulung sempat masuk rs dulu terkena BDB. Syedih banget loh..sampai cari2 daun angkak yg agak sulit ditemui. Kadang tanda2nya ga kelihatan eh tau2 terjangkit. Kudu lbh menjaga kesehatan dan mengonsumsi sayur2an, buah2an yang banyak..jambu biji merah bagus tuh katanya 😊
BalasHapusbelum selesai corona, DBD menghantui. terimakasih sudah mengingatkan mbak. jadi lebih aware lagi. soalnya beberapa bulan ini spaneng sama corona.
BalasHapusDBD ini jangan pernah dianggap sepele. Parah banget soalnya. Apalagi kalau lagi banyak yang kena. Mesti lebih ekstra hati-hati. Mulai bebersih rumah dari sarang nyamuk.
BalasHapusSerem banget ini nyamuk DBD, thanks ya info nya.
BalasHapusWaktu itu di komplek aku ada anak yang kena DBD langsung RT bertindak sih, bapak2 kerja bakti bersih2 dan langsung ada penyemprotan. Memang gak bisa dianggap sepele nih si nyamuk bandel
BalasHapusDemam berfaedah ternyata ada jenisnya yah Mnak. Ada yg demam dengue dan berdarah. Anakku kemarin habus kena dengue huhu sedih alhamdulillah terlewati
BalasHapusDBD memang gak boleh dianggap remeh. Apalagi musim sekarang ini. Makin berasa deh nyamuk di rumah. Saya juga pernah kena dan harus dirawat
BalasHapusAku parnoan, anak panas tinggi langsung.mikir yg macem2
BalasHapusNgeri sendiri baca gejala Demam Berdarah, apalagi kalau sampai parah. Menjaga rumah tetap bersih memang penting banget untuk mencegah Demam Berdarah ya.
BalasHapusHuu si kecil udah pernah kena dbd. Alhamdulillah, semua usai, trombosit naik, anaknya ceria, durasi pas seminggu. Saya pun alhamdulillah gak parnoan.
BalasHapusAnakku yg kecil pernah kena DBD, jadi lebih berhati2 supaya ga kena lagi DBD ��
BalasHapusNah selain virus yang membahayakan itu, DBD juga jadi perhatian. Kemarin di kampungku ada yang kena juga
BalasHapusTahun lalu aku harus berjuang dengan DBD. Udah harus diopname, tapi aku bisa melawan supaya #DiRumahAja bisa lebih baik.
BalasHapusiya nih, ngeri banget sama DBD. belum lama ini selain penyemprotan disinfektan, dikomplek ku juga ngadain fogging.
BalasHapusWah iya nih moms, saat musim hujan kita harus waspada DBD dan harus rajin 3 M.
BalasHapus