Sampai saat ini memang sudah banyak anak Indonesia yang sudah di imunisasi tapi ternyata masih banyak juga lho anak Indonesia yang belum di imunisasi juga sudah di imunisasi tetapi tidak lengkap karena minimnya informasi dan juga percaya berita hoaks tentang imunisasi.
Padahal manfaat imunisasi itu sangat penting banget dan semua negara sudah melakukan nya.
Manfaat imunisasi terbukti di semua negara dapat mencegah sakit berat, cacat dan meninggal.
Kalau imunisasi tidak lengkap bisa rawan terserang penyakit berbahaya, kekebalan menjadi rendah dan mudah tertular penyakit.
Menyambut Pekan Imunisasi Dunia,
IDAI dan Nestle mendukung komitmen bersama untuk mewujudkan Indonesia sehat mengadakan konferensi pers dengan tema Imunisasi Lengkap, Indonesia Sehat.
Hadir sebagai narasumber
- Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi (Satgas Imunisasi IDAI)
- Dr. Yoga Devaera, Sp.A(K)
(UKK Nutrisi Penyakit Metabolik IDAI)
- DR. Dr. Ray Basrowi, MKK (Head of Medical & Nutrition Service Departement Nestle Indonesia.
Hadir sebagai narasumber
- Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi (Satgas Imunisasi IDAI)
- Dr. Yoga Devaera, Sp.A(K)
(UKK Nutrisi Penyakit Metabolik IDAI)
- DR. Dr. Ray Basrowi, MKK (Head of Medical & Nutrition Service Departement Nestle Indonesia.
Jenis Dan Manfaat Imunisasi Bagi Kesehatan
Seperti yang telah disebutkan di atas, manfaat imunisasi sangat lah penting. Para ahli meneliti manfaat dan keamanan vaksin di berbagai negara dan organisasi internasional menyatakan bahwa imunisasi terbukti aman dan bermanfaat untuk mencegah wabah sakit berat, cacat dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Oleh karena itu semua negara melakukan imunisasi rutin untuk semua bayi, balita dan remaja.
Berikut ini adalah jenis Imunisasi dan manfaatnya untuk anak dibawah 1 tahun :
✓ Hepatitis B
Untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati, bila tidak diobati dapat menyebabkan gagal hati dan kanker hati.
✓ Imunisasi Polio
Untuk mencegah serangan virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
✓Imunisasi BCG (Bacilus Calmette Guerin)
Untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian dan kecacatan
✓ Imunisasi MR
Mencegah penyakit campak (measles) dan Rubella ( campak Jerman )
✓ Haemophilus influeanzae tipe B (Hib)
Mencegah infeksi saluran nafas berat ( pneumonia) dan radang otak ( meningitis )
✓ Imunisasi DPT
Untuk mencegah 3 penyakit yaitu Difteri, Pertusis (Batuk Rejan) dan Tetanus.
Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas
Contoh dampak yang tidak baik jika anak anak Indonesia tidak di Imunisasi secara lengkap yang menyebabkan wabah penyakit di Indonesia seperti :
• Wabah polio tahun 2005-2006 dari Sukabumi menjalar ke Banten Lampung, Jawa timur, Jawa tengah dan Sumatera Utara dalam waktu beberapa bulan menyebabkan 351 balita lumpuh seumur hidup.
• Wabah campak dan rubella di Indonesia sejak tahun 2014-2018 terdapat 57.056 kasus.
Komplikasi akibat penyakit campak pada periode tersebut sebanyak
2.853 anak menderita radang paru, 5706 anak diare,
571 anak radang otak,cacat atau meninggal.
Cacat karena rubella tahun 2012-2018 di RS tipe A pada 1660 bayi :
- penyakit jantung bawaan 79,5%,
- kebutaan 67,6%
- keterbelakangan mental 50%
- otot tidak berkembang/mikrosefali - 48,6%
- Tuli 31,1 %
• Wabah difteri di Jawa timur tahun 2005-2012 menjalar ke Kalimantan menyebabkan 1.789 anak dirawat di rumah sakit, lebih dari 94 meninggal dunia.
Wabah difteri tahun 2017-2018 meluas ke 144 kabupaten/kota di 30 provinsi ,939 pasien dirawat di Rumah sakit dan 44 orang meninggal dunia.
Efek Yang Wajar Dari Imunisasi
Jangan khawatir terhadap reaksi umum yang ditimbulkan setelah melakukan imunisasi. Demam, kemerahan, dan bengkak sedikit di sekitar tempat suntikan adalah reaksi yang wajar, tidak berbahaya, dan akan hilang dalam beberapa hari. Demam setelah imunisasi tidak berhubungan dengan kualitas vaksin atau kualitas perlindungannya.
Jika mengalami demam, berikan obat turun panas sesuai dosis yang dianjurkan Dokter/perawat/bidan. Bila panas berlanjut lebih dari 2 hari, bawa kembali ke tempat imunisasi.
Bayi yang sedang batuk dan pilek ringan, mencret sedikit, tanpa demam dan tidak rewel boleh diimunisasi.
Berikut adalah jadwal imunisasi usia 0-18 tahun rekomendasi dari IDAI
Jika imunisasi terlewat dari jadwal, segera lengkapi.
Jika imunisasi bayi dan balita sudah lengkap, lanjutkan imunisasi usia sekolah dan remaja.
Karena hasil imunisasi pada saat bayi dan balita, kekebalannya akan menurun perlahan sehingga pada usia sekolah dan remaja sangat rendah, disamping itu di usia sekolah dan remaja dimana tingkat aktivitas yang tinggi, juga lebih banyak berinteraksi di luar rumah, maka akan beresiko tertular dan menularkan.
Vaksin yang belum disubsidi pemerintah sama pentingnya dan di rekomendasikan oleh IDAI dan WHO seperti Rotavirus, Pneumokokus, Cacar air, Rabies, Tifoid, Hepatitis A dll.
Catatan penting : jangan meniru jadwal imunisasi dari negara lain karena masing masing negara berbeda pola penyakit, kondisi geografis, iklim serta sosial ekonomi nya.
Selain imunisasi, Dengan dukungan nutrisi yang cukup maka anak anak akan bertumbuh kembang dengan optimal dan siap bersaing dengan masyarakat dunia dimasa yang akan datang.
Kebutuhan makronutrien ( karbohidrat,lemak,protein) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.
Dr.Ray bilang, jika anak kurang gizi, maka terdapat parameter imunitas yang tidak baik, jika status gizi baik maka respon imunisasi akan baik.
Pada bayi usia 0-6 bulan memang tidak dapat ditawar lagi, makanan nya adalah ASI eksklusif.
Setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi nya tidak cukup lagi dari ASI dan butuh makanan pendamping ASI.
Rekomendasi WHO, berikan MPASI yang adekuat atau memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikro nutrien yang tidak tercukupi dari ASI saja.
Salah satu masalah zat gizi yang dialami bayi adalah defisiensi zat besi, padahal zat besi punya peranan sangat penting nih dalam perkembangan otak dan sistem imunitas.
Fyi, kebutuhan harian zat besi bayi usia 6-12 bulan itu setara dengan kandungan zat besi dalam 385 gr daging sapi atau 85 gr hati ayam. Pastinya gak mungkin si kecil bisa makan porsi sebanyak itu ya dalam 1 hari. Sedangkan ASI hanya memenuhi 0,3 mg dari 11 mg ( 0,9-1,3 mg/kg BB).
Nah, salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi adalah dengan mengkombinasikan MPASI rumahan dengan MPASI fortifikasi.
MPASI Fortifikasi memiliki komposisi yang diatur CODEX termasuk kandungan nutrisi dan zat tambahan lainnya.
Oleh karena itu semua negara melakukan imunisasi rutin untuk semua bayi, balita dan remaja.
Berikut ini adalah jenis Imunisasi dan manfaatnya untuk anak dibawah 1 tahun :
✓ Hepatitis B
Untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati, bila tidak diobati dapat menyebabkan gagal hati dan kanker hati.
✓ Imunisasi Polio
Untuk mencegah serangan virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
✓Imunisasi BCG (Bacilus Calmette Guerin)
Untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan kematian dan kecacatan
✓ Imunisasi MR
Mencegah penyakit campak (measles) dan Rubella ( campak Jerman )
✓ Haemophilus influeanzae tipe B (Hib)
Mencegah infeksi saluran nafas berat ( pneumonia) dan radang otak ( meningitis )
✓ Imunisasi DPT
Untuk mencegah 3 penyakit yaitu Difteri, Pertusis (Batuk Rejan) dan Tetanus.
Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas
Contoh dampak yang tidak baik jika anak anak Indonesia tidak di Imunisasi secara lengkap yang menyebabkan wabah penyakit di Indonesia seperti :
• Wabah polio tahun 2005-2006 dari Sukabumi menjalar ke Banten Lampung, Jawa timur, Jawa tengah dan Sumatera Utara dalam waktu beberapa bulan menyebabkan 351 balita lumpuh seumur hidup.
• Wabah campak dan rubella di Indonesia sejak tahun 2014-2018 terdapat 57.056 kasus.
Komplikasi akibat penyakit campak pada periode tersebut sebanyak
2.853 anak menderita radang paru, 5706 anak diare,
571 anak radang otak,cacat atau meninggal.
Cacat karena rubella tahun 2012-2018 di RS tipe A pada 1660 bayi :
- penyakit jantung bawaan 79,5%,
- kebutaan 67,6%
- keterbelakangan mental 50%
- otot tidak berkembang/mikrosefali - 48,6%
- Tuli 31,1 %
• Wabah difteri di Jawa timur tahun 2005-2012 menjalar ke Kalimantan menyebabkan 1.789 anak dirawat di rumah sakit, lebih dari 94 meninggal dunia.
Wabah difteri tahun 2017-2018 meluas ke 144 kabupaten/kota di 30 provinsi ,939 pasien dirawat di Rumah sakit dan 44 orang meninggal dunia.
Jangan Mudah Percaya Berita Hoaks
Bayi dan anak yang terkena wabah tersebut diatas umumnya belum diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap. Orang tua yang ragu atau menolak imunisasi disebabkan karena beberapa isu salah yang disebarkan oleh bukan praktisi atau ahli imunisasi.
Info-info tidak benar tersebut bersumber dari pendapat perorangan di dalam dan di luar negeri berdasarkan asumsi-asumsi sebelum tahun 2000-an yang sangat berbeda dengan hasil penelitian ilmiah terbaru tahun 2002 2019 berbagai penelitian penelitian terbaru oleh para ahli di berbagai negara sejak tahun 2014-2019 menyimpulkan bahwa vaksin MMR dan thimerosal tidak terbukti mengakibatkan autisme para ahli umumnya menyimpulkan bahwa autisme dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan, bukan karena vaksin.
Bagi kaum muslim pun, tak perlu khawatir karena berdasarkan Fatwa MUI membolehkan untuk vaksinasi.
Informasi lengkap tentang fatwa ulama ada disini.
Efek Yang Wajar Dari Imunisasi
Jangan khawatir terhadap reaksi umum yang ditimbulkan setelah melakukan imunisasi. Demam, kemerahan, dan bengkak sedikit di sekitar tempat suntikan adalah reaksi yang wajar, tidak berbahaya, dan akan hilang dalam beberapa hari. Demam setelah imunisasi tidak berhubungan dengan kualitas vaksin atau kualitas perlindungannya.
Jika mengalami demam, berikan obat turun panas sesuai dosis yang dianjurkan Dokter/perawat/bidan. Bila panas berlanjut lebih dari 2 hari, bawa kembali ke tempat imunisasi.
Bayi yang sedang batuk dan pilek ringan, mencret sedikit, tanpa demam dan tidak rewel boleh diimunisasi.
Berikut adalah jadwal imunisasi usia 0-18 tahun rekomendasi dari IDAI
Jika imunisasi terlewat dari jadwal, segera lengkapi.
Jika imunisasi bayi dan balita sudah lengkap, lanjutkan imunisasi usia sekolah dan remaja.
Karena hasil imunisasi pada saat bayi dan balita, kekebalannya akan menurun perlahan sehingga pada usia sekolah dan remaja sangat rendah, disamping itu di usia sekolah dan remaja dimana tingkat aktivitas yang tinggi, juga lebih banyak berinteraksi di luar rumah, maka akan beresiko tertular dan menularkan.
Vaksin yang belum disubsidi pemerintah sama pentingnya dan di rekomendasikan oleh IDAI dan WHO seperti Rotavirus, Pneumokokus, Cacar air, Rabies, Tifoid, Hepatitis A dll.
Catatan penting : jangan meniru jadwal imunisasi dari negara lain karena masing masing negara berbeda pola penyakit, kondisi geografis, iklim serta sosial ekonomi nya.
Imunisasi Lengkap, Nutrisi Seimbang
Kebutuhan makronutrien ( karbohidrat,lemak,protein) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.
Dr.Ray bilang, jika anak kurang gizi, maka terdapat parameter imunitas yang tidak baik, jika status gizi baik maka respon imunisasi akan baik.
Pada bayi usia 0-6 bulan memang tidak dapat ditawar lagi, makanan nya adalah ASI eksklusif.
Setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi nya tidak cukup lagi dari ASI dan butuh makanan pendamping ASI.
Contoh sumber nutrisi alami yang bisa di kombinasikan dalam pembuatan MPASI dedek bayi |
Rekomendasi WHO, berikan MPASI yang adekuat atau memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikro nutrien yang tidak tercukupi dari ASI saja.
Salah satu masalah zat gizi yang dialami bayi adalah defisiensi zat besi, padahal zat besi punya peranan sangat penting nih dalam perkembangan otak dan sistem imunitas.
Fyi, kebutuhan harian zat besi bayi usia 6-12 bulan itu setara dengan kandungan zat besi dalam 385 gr daging sapi atau 85 gr hati ayam. Pastinya gak mungkin si kecil bisa makan porsi sebanyak itu ya dalam 1 hari. Sedangkan ASI hanya memenuhi 0,3 mg dari 11 mg ( 0,9-1,3 mg/kg BB).
Nah, salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi adalah dengan mengkombinasikan MPASI rumahan dengan MPASI fortifikasi.
MPASI Fortifikasi memiliki komposisi yang diatur CODEX termasuk kandungan nutrisi dan zat tambahan lainnya.
Nestlé CERELAC Untuk Kombinasi MPASI Si Kecil
Pastinya sudah tidak asing lagi di dengar produk MPASI dari Nestlé yaitu CERELAC.
Kandungan nutrisi dari CERELAC sudah disesuaikan.
Produk CERELAC memiliki bahan baku yang di tanam dan dipilih secara seksama sesuai kebutuhan si kecil dan selama proses pembuatan dijaga ketat sehingga menghasilkan kualitas yang baik.
CERELAC mengandung Prebiotik Bifidobacterium Lactis yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, menurunkan resiko infeksi saluran cerna, dan meningkatkan daya tahan tubuh pasca vaksinasi.
Kombinasi CERELAC dengan MPASI rumahan membantu memenuhi kebutuhan zat besi harian si kecil.
Berikut ini adalah salah satu resep MPASI yang ada di website awalsehatnestle.
Bubur Ayam Brokoli Wortel
Bahan :
• 150 ml air hangat
•5 sdm nestle cerelac ayam bawang
•15 gr dada ayam
•15gr sayuran (wortel, brokoli, kentang, bayam)
•1siung bawang putih cincang kasar
•2 sdm olive oil
•Garam dan gula sesuai selera (opsional)
•Keju parut (opsional)
Perlengkapan memasak
- Panci
- Pisau
- Mangkuk
Cara membuat:
- Potong sayuran sesuai selera,
- rebus/kukus hanya untuk melembutkan, sisihkan
- Tumis dada ayam dengan olive oil dan bawang putih sampai matang
- Masukan rebusan/kukusan sayur kedalam tumisan, aduk rata dengan ayam, tambahkan gula dan garam (opsional) lalu sisihkan
- Larutkan Nestle Cerelac Ayam Bawang dengan 150ml air hangat di mangkuk yang telah disediakan
- Campurkan tumisan ayam sayur pada mangkuk yang berisi Nestle Cerelac Ayam Bawang
- Sajikan bersama dengan parutan keju (opsional).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar