Semangat Persatuan Indonesia Melalui Kenduri Nusantara Doa Untuk Negeri

... Disana tempat lahir beta,
Dibuai di besarkan bunda,
Tempat berlindung di hari tua,
Sampai akhir menutup mata..

Itulah penggalan lirik lagu Indonesia Pusaka karya kakek Ismail Marzuki, kalau kita dengerin lagunya rasanya adem banget, menumbuhkan semangat dan cinta terhadap negeri kita sendiri, Indonesia.

Tapi kenyataannya akhir akhir ini kita sering banget denger berita berita yang gak baik yang bisa memecah belah persatuan Indonesia. Semakin hari semakin panas oleh perbedaan pendapat. Perbedaan pilihan tergiring menjadi menyebarnya saling curiga, amarah, dan bahkan tindakan yang merusak tali silaturahmi dan kekeluargaan. 


Kondisi inilah yang menggerakkan masyarakat Solo untuk menggelar doa bersama melalui acara KENDURI NUSANTARA yang diadakan pada hari Minggu, 3 Maret 2019. Pukul 07.00 - 10.00 WIB di Benteng Vastenburg Surakarta.

Perhelatan ini merupakan inisiatif kami sendiri, warga masyarakat Solo, sebagai bentuk kepedulian kami terhadap situasi bangsa yang semakin jauh dari rasa solidaritas.

Kenduri merupakan sebuah mekanisme sosial untuk merawat keutuhan, memulihkan keretakan, dan meneguhkan kembali cita-cita bersama, sekaligus melakukan kontrol sosial atas penyimpangan dari cita-cita tersebut.


Dalam acara tersebut ada berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan Umbul donga yaitu memanjatkan doa bersama secara lintas iman untuk keselamatan negeri dilakukan oleh warga Solo bersama dengan ulama rakyat, salah satunya Gus Muwafiq.





Tak hanya doa bersama dan makan tumpeng bersama masyarakat Surakarta,  acara KENDURI NUSANTARA juga menampilkan pertunjukan seni budaya Jawa seperti Tari tradisional dan gamelan, juga ada pawai sepeda ontel. Seruuu!

BHINNEKA TUNGGAL IKA hanya menjadi simbol belaka bahwa negara kita memiliki sejarah yang dibangun oleh beragam budaya, beragam suku bangsa, dan beragam agama serta kepercayaan yang dianutnya. 

Karena itulah dibutuhkan kesadaran untuk kembali ke akarnya bahwa kita memiliki bangsa yang kaya warisan budaya.
Inilah saatnya kembali merawat NKRI menjaga Indonesia yang menjadi tanggung jawab semua pihak sebagai anak bangsa.


“Kami warga Solo tidak rela bangsa ini terbelah dan tidak tenang dalam melanjutkan membangun negeri demi kesejahteraan rakyat.”

Kenduri dengan sajian tumpengan merah putih adalah simbol semangat kami, simbol kecintaan kami pada NKRI.



Masyarakat Solo berharap warga di wilayah lain seantero negeri bisa melakukan hal yang sama dengan cara dan bentuk sesuai dengan tradisi dan kepercayaan/keyakinan masing-masing. Inilah saatnya kita menata kembali ruang sosial kita, membuka kembali sekat-sekat, membersihkan kembali saluran-saluran yang kotor, dan menyiraminya dengan air kesejukan.

Kita rawat dan jaga bersama agar Ibu Pertiwi tidak bersusah hati. Mari bersimpuh dan memanjatkan doa. Demi kita semua, bangsa Indonesia.




Widia Purnawita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar